PEMUDA DAN FENOMENA CABE – CABEAN
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas tentang pemuda dan fenomena cabe
–cabean. Kita semua pasti tau apa yang dimaksud dengan pemuda dan fenomena cabe
– cabean. Di jaman sekarang pasti tidak asing lagi dengan cabe – cabean,
biasanya remaja putri yang “alay” itu disebut cabe – cabean.
APA ITU
PEMUDA
Pemuda adalah seseorang yang berumur
antara 15 sampai 30 tahun (UU Kepemudaan No.40 tahun 2009). Pada umur tersebut,
dikategorikan sebagai umur produktif untuk melakukan berbagai aktivitas guna
mencari pengalaman hidup dan menemukan jadi diri. Pemuda juga memiliki ciri
yang khas, yaitu : berada pada kondisi prima, mempunyai semangat yang
menggebu-gebu. Untuk itu pemuda dapat digolongkan sebagai kaum yang bisa
membawa perubahan, untuk lingkungan sekitar maupun bangsa dan negara.
Berbicara tentang pemuda berarti
membicarakan kurang lebih seperempat penduduk Indonesia. 27% dari populasi
penduduk Indonesia adalah pemuda (Tribunnews 2014), dengan demikian pemuda
termasuk elemen yang dipertimbangkan pengaruhnya untuk kemajuan bangsa.
Presiden Amerika, Barack Obama mengatakan “Jika ingin melihat suatu bangsa 20
sampai 30 tahun kedepannya maka lihatlah pemudanya hari ini”. Betapa tidak,
nasib bangsa ke depannya tergantung pada pemuda-pemuda hariini karena mereka
lah yang akan memimpin suatu negara dimasa akan datang.
Pemuda adalah tulang punggung
bangsa. Pemuda adalah harapan bangsa. Pemuda adalah masa depan bangsa.
Sedemikian pentingnya kedudukan dan peranan pemuda, sampai-sampai Bung Karno
berucap,’’ Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat
mengubah dunia.” (Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia). Dalam banyak
pidatonya, Bung Karno juga kerap berseru,’’ Beri aku seribu orang, dan dengan
mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda yang
membara cintanya kepada Tanah Air, dan dengan mereka aku akan mengguncang
dunia.’’
Sejarah
membuktikan, pemudalah yang menjadi pendobrak dan penentu jalannya sejarah
bangsa ini. Sebut saja Bung Karno yang pada 1927 mendirikan Partai Nasional
Indonesia (PNI), saat usianya baru 26 tahun (lahir di Surabaya, 6 Juni 1901).
Dalam usia 44 tahun, dia bersama Bung Hatta yang saat itu baru berusia 43 tahun
(lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902) memproklamasikan kemerdekaan pada 17
Agustus 1945.
Juga
Bung Tomo yang mengobarkan perang melawan kedatangan kembali tentara Sekutu ke
Indonesia pada 10 November 1945 di Surabaya. Saat itu Bung Tomo baru berusia 25
tahun (lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920). Tanggal 10 November kemudian
diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Terlintas
setelah membaca sejarah tersebut, maka decak kagumlah yang kita rasa. Bahwa
betapa besarnya peran pemuda dahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan indonesia,
sekalipun jiwa dan raga mereka berikan. Berkumpulnya pemuda-pemuda dahulu
adalah untuk bertukar ilmu dan sharing pengalaman, berkumpulnya pemuda-pemuda
dahulu adalah untuk membicarakan masalah bangsa dan negara. Kita lihat contoh
pemuda yang berkumpul pada 28 Oktober 1928 untuk kemudian megikrarkan diri
sebagai pemuda dengan jargon “Satu tanah air, satu bangsa dan satu
bahasa”.
Pada
pemuda kontemporer ini, keluhuran dari nilai kepemudaan sudah banyak luntur.
Semangat yang dulu terus disuarakan seakan-akan menjadi angin lalu. Tindak laku
seorang pemuda sudah keluar dari koridornya, bahkan mencoreng gelar pemuda yang
dulu diagung-agungkan sebagai agen perubahan. Itu terlihat, ketika
pemuda-pemuda berkumpul titak lagi membicarakan masalah bangsa dan negara
tetapi hanya duduk nongkrong menghabiskan waktu dengan sia-sia. Belum lagi jika
mereka melakukan hal negatif yang melanggar hukum dan norma sosial.
Penulis
memaparkan 3 golongan pemuda. Pertama, jika pemuda berkumpul dan berserikat
kemudian mereka membicarakan tentang sesuatu hal yang sifatnya hanya hura-hura,
maka mereka termasuk golongan pemuda yang sia-sia. Kedua, jika pemuda berkumpul
dan berserikat kemudian mereka membicarakan suatu hal yang bersifat pragmatis,
maka mereka termasuk pemuda yang merugi. Ketiga, jika pemuda berkumpul dan
berserikat kemudian mereka membicarakan suatu hal untuk bangsa dan negara, maka
mereka termasuk pemuda yang beruntung.
Pemuda
begitu rentan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan zaman. Arus
globalisasi sudah tidak terbendung lagi, siapa kuat ia yang akan bertahan. Mari
kita bentengi diri kita untuk menjawab tantangan zaman ini. Semangat kepemudaan
dalam hal positif yang dicontohkan oleh pemuda-pemuda dahulu, harus kita
bangkitkan kembali. Kita perlu belajar dari sejarah, dari mereka (Pemuda) yang
pernah berkarya untuk Indonesia.
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN PEMUDA
Berdasarkan
letaknya yang berada di antara akhir masa remaja sampai akhir dewasa awal, maka
pemuda memiliki ciri-ciri yang secara positif dan negatif sebagai berikut:
1.
Kemampuan koginitifnya sudah penuh, hal ini
tercermin dari kemampuan pemuda dalam mengetahui dan memahami suatu persoalan
yang pada akhirnya dapat membentuk sikap pemuda terhadap permasalahan yang
dihadapinya,
2.
Kematangan emosional, bahwa pemuda dengan
dilandasi kemampuan berpikirnya dapat mengendalikan dan menempatkan emosinya
dalam menghadapi permasalahan.
3.
Fungsi reproduksinya meningkat, sejalan
dengan perkem¬bangan biologis seorang pemuda adalah kelompok manusia yang lebih
siap untuk menikah dan memiliki keturunan.
4.
Banyak masalah, bahwa pemuda memang kaya akan
ide-ide, dan ide ini sendiri dilandasi oleh nilai-nilai ideal. Namun tidak
semua ide dan keinginan tersebut dapat terwujud karena kondisi di masyarakat
sulit sekali mewujudkan nilai ideal tersebut.
5.
Keterasingan sosial, kemampuannya untuk
berpikir ideal dan tidak memihak acapkali mendorong pemuda pada keadaan yang
terasing dari lingkungan social
6.
Rasa tanggung jawab yang tinggi, hal ini
dilandasi keinginan untuk mewujudkan segala sesuatu yang menjadi keinginannya.
Akibatnya segala sesuatu yang dikerjakan, dilakukannya secara bertanggung
jawab.
7.
Kreatif dan inovatif, hal ini berkaitan
dengan penciptaan ide-ide atau pemikiran-pemikiran yang berkaitan dengan
masalah yang sedang dihadapi.
8.
Ketergantungan dengan generasi yang lebih
tua, hal ini dilandasi kenyataan pemuda itu masih kurang akan pengalaman dan
pengalaman itu adanya pada generasi yang lebih tua.
APA YANG
HARUS DILAKUKAN OLEH PEMUDA
Pemuda
memiliki semangat untuk berubah dan kemampuan untuk melakukan perubahan. Hal
ini yang menjadi peran paling penting dari pemuda. Jika kita melihat kembali
sejarah Indonesia, kita akan melihat begitu dominannya peran pemuda dalam
melakukan perubahan.
Dimulai
dari kebangkitan nasional 100 tahun silam, sumpah pemuda yang menjadi cikal
bakal persatuan Indonesia, kemerdekaan republik Indonesia, lahir dan tumbangnya
orde baru serta lahinya orde reformasi. Sejarah mengatakan tanpa pemuda negeri
ini tidak akan menikmati kemerdekaan dan terus menerus hidup dalam
ketidakadilan.
Perubahan
menjadi indikator suatu keberhasilan terhadap sebuah gerakan pemuda. Perubahan
menjadi sebuah kata yang memiliki daya magis yang sangat kuat sehingga membuat
gentar orang yang mendengarnya, terutama mereka yang telah merasakan kenikmatan
dalam iklim status quo. Kekuatannya begitu besar hingga dapat menggerakkan
kinerja seseorang menjadi lebih produktif. Keinginan akan suatu perubahan
melahir sosok pribadi yang berjiwa optimis. Optimis bahwa hari depan pasti
lebih baik. (artikel.blogdrive.com)
Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang besar, namun bangsa ini menderita karena kezaliman
para pemimpinnya. Sudah cukup lama bangsa Indonesia mengalami Krisis
multidimensional. Mulai dari ekonomi, moneter, hukum, moral dan masih banyak
lagi.
Indonesia
yang notabenenya Negara tropis maritim kaya raya menempati peringkat IPM
(indeks pembangunan masyarakat) 109 dari 174 negara . ini sudah menjadi fakta
bahwa indonesia membutuhkan perubahan. Indonesia harus menjadi barisan
Negara-negara maju di dunia dimana keadilan dan kesejahteraan menjadi bagian
tak terpisahkan. Angka kemiskinan harus ditekan seminimal mungkin begitupula
dengan angka pengangguran. Korupsi harus diberantas, supremasi hukum harus
ditegakkan. Isu-isu negative tidak boleh lagi terdengar di Indonesia,
lingkungan, social, politik dan pendidikan. Dan satu hal yang tidak boleh
terlupakan adalah perbaikan moral khususnya para pemuda Indonesia.
Kini
“spesies baru” gadis cabe-cabean diperkenalkan sebagai tren mutakhir. Tidak
jelas siapa yang mulai mempopulerkannya. Istilah ini menyebar secara viral dan
dikenal luas karena dianggap mencerminkan sejumlah remaja zaman sekarang.
Cabe-cabean
adalah sebutan bagi remaja putri yang senang keluyuran malam dan nongkrong di
balapan liar. Usia mereka umumnya sama, kisaran SMP dan SMA.
Berikut
cara mengenal atau mengidentifikasi Gadis Cabe-cabean.
1.
3B: Behel, Blackberry dan Berponi
Ciri
untuk mengenali Gadis Cabe-cabean dan Terong-terongan adalah 3B, Behel,
Blackberry dan Berponi. Behel yang asalnya digunakan untuk merapikan gigi bagi
mereka behel hanya sekedar gaya. Nekatnya lagi mereka memakai behel ala
kadaranya saja tidak melalui konsultasi dokter gigi, maklum konsultasi ke
dokter gigi cukup mahal. B yang kedua adalah Blackberry bagi mereka Blackberry
dipakai untuk gaya dan sekedar update status BBM tanpa memahami apa kegunaan
asli Blackberry.
Make
up salah waktu, kadang muka lebih putih dari leherModel make up gadis
cabe-cabean terkesan dipaksakan. Saking ngebetnya pengen makeup berlebih dan
tidak jarang kulit muka berbeda dengan warna kutil leher dan badan.
2.
Boncengan bertiga, sambil main HP, ngebut
buat cari perhatian
Diantara
sekian ciri yang disebutkan diatas, ciri yang satu ini terbilang cukup
berbahaya, mereka suka berkendara sepeda motor dengan membonceng lebih dari dua
orang, misalnya tiga orang, bisa juga sampai empat orang, jangan ditiru!.
Alih-alih membawa motor dengan hati-hati, mereka justru doyan ngebut dengan
harapan dianggap keren oleh orang yang melihatnya. Lucunya lagi, gadis
cabe-cabean kerap kali melewati segerombolan pria nongkrong dengan memacu
kencang motornya demi menarik perhatian.
3.
Enggak pernah mengaku cabe
Gadis
cabe-cabean tidak pernah mengakui dirinya sendiri.
4.
Kegiatan wajib hari ini: update status
Kegiatan
wajib yang tidak boleh terlewat dari gadis cabe-cabean adalah update status di
media sosial dan instant messaging. Bahkan biasanya memberi kabar yang penting
seakan banyak orang yang peduli. Belum lagi pemakaian kata-kata yang berlebihan
dengan susunan huruf angka dicampur.
5.
Pacaran di sembarang tempat
Mereka
akan banyak “bertebaran” di keramaian, kadang bersembunyi di tempat-tempat
gelap. Mereka dengan santai memarkir motor di pinggiran jembatan layang dan
duduk berdempet dengan sang kekasih sambil menikmati lampu malam kota.
6.
Pasang foto editan
Di
foto profil Facebook atau Avatar Twitter akan terlihat cantik, saat ditemui
akan jauh berbeda. Mereka seringkali mengedit foto diri menjadi lebih putih,
lebih mulus dan lebih imut demi menarik perhatian lawan jenis dan agar bisa
bertemu.
7.
Berbaju Minim di Banyak Tempat
Seperti
ditulis kapanlagi.com, Jumat (27/12/2013), baju ketat dan celana pendek adalah
ciri khas gadis cabe-cabean terutama jika naik sepeda motor. Memamerkan paha
mereka adalah hal yang biasa. Kerap kali gadis cabe-cabean begitu percaya diri
memakai baju serba minim dan ketat meskipun tidak cocok.
Komentar Kak Seto (psikolog anak)
Kak
Seto menegaskan cabe cabean adalah fenomena yang umum terjadi. “Usia muda
sekitar SMP SMA itu karena hasrat seksual libidonya itu tinggi. Karena banyak
ditahan perasaannya sehingga mereka menyalurkannya ke perilaku berisiko seperti
cabe-cabean,” kata Kak Seto sepeti dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (4/1/2014).
Untuk
menghindari hal tersebut Kak Seto menyarankan orangtua perlu menyalurkan
perasaan terpendam lewat hal-hal positif. “Seharusnya orang tua cabe-cabean itu
menyalurkan emosi anaknya dengan melibatkan anak ke hal-hal positif misalnya
ikut les. Libatkan mereka ke dalam kegiatan positif selain itu kasih sayang dan
perhatian jangan sampai berkurang. Sesibuk-sibuknya orangtua harus tetap
memperhatikan dan mencurahkan kasih sayang,” ujarnya.
Penyebab adanya Gadis Cabe-cabean dan
Terong-terongan
Banyak
faktor yang menyebabkan fenomena ini muncul. Setidaknya ada tiga faktor utama
yang memiliki andil khusus.
1)
Faktor media. Tak dapat dipungkiri, tayangan
di televisi tidak banyak memberikan tuntunan yang mendidik dan membangun.
Khususnya pada segmen remaja. Gaya hidup yang diperlihatkan dalam
sinetron-sinetron atau drama-drama impor sedikit banyak mempengaruhi remaja
kita untuk menirunya. Lihat saja bagaimana cara berpakaian dan gaya hidup
mereka dijiplak habis oleh remaja putri dalam komunitas cabe-cabean ini.
2)
faktor keluarga, dalam hal ini adalah orang
tua. Pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak tidak boleh lepas begitu saja.
Kebutuhan seorang anak tidak hanya sekedar materi namun juga kasih sayang dan
perhatian. Salah satu mengapa fenomena ini muncul adalah banyaknya
remaja-remaja broken home yang mencari pelampiasan dengan cara-cara negatif.
Faktor lingkungan. Lingkungan terdekat dari
remaja adalah sekolah dan teman-teman bergaulnya.
Kita
semua sepakat bahwa fenomena ini perlu mendapatkan perhatian. Tak ada yang
menginginkan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang hidupnya sia-sia. Di
sisi lain masa remaja menyimpan potensi yang sangat besar untuk pembentukkan
karakter di usia dewasa. Banyak peran yang bisa kita lakukan dan kita bisa
mulai bergerak dari sekarang, sebagai berikut :
1)
Peran keluarga. Dari keluargalah penanaman
nilai-nilai agama dimulai. Anak-anak disadarkan bahwa dia diciptakan di dunia
ini dengan tujuan khusus, yakni taqwa. Orang tua menjadi teladan yang baik bagi
anak-anaknya.
2)
Lingkungan. Masyarakat perlu ikut andil dalam
menjaga lingkungan sekitarnya dari hal-hal semacam ini. Sikap individualis dan apatis
harus dibuang jauh. Tindakkan amar ma’ruf nahyi mungkar tak boleh disepelekan.
Ketiga, peran negara. Perlu ada regulasi atau kebijakan yang menjaga remaja
kita. Dari mulai siaran media, lingkungan, pendidikan, dsb. Jangan sampai
kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut.
Kita
pun harus menyadari bahwa masalah ini adalah efek domino dari sistem
kapitalisme yang diterapkan. Persoalan ekonomi, politik, hukum, pendidikan,
sosial, semuanya adalah mata rantai yang saling berkaitan. Karena itu upaya
jangka panjang yang tak boleh terlupakan adalah mengganti sistem yang ada
dengan sistem yang lebih baik. Islam misalnya.
Kesimpulan
:
Pemuda adalah harapan bangsa.
Maksudnya adalah seseorang yang diharapkan untuk bisa menjadikan bangsanya
menjadi lebih baik lagi. Pemuda memiliki semangat yang sangat membara dan
memiliki perjuangan yang sangat tinggi. Di jaman sekarang sulit diemukan
seorang pemuda yang benar – benar berjuang demi bangsanya. Tetapi ak sedikit
juga para pemuda yang sudah berjuang untuk bangsanya sendiri.
Cabe – cabean adalah para remaja
putri yang sangat popular pada jaman ini. Cabe – cabean termasuk perilaku yang
sangat disayangkan sekali, karna selain tidak bagus di contoh, cabe – cabean
juga terkadang memberikan kesan yang tidak baik bagi para remaja putri lainnya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar