Pelapisan Sosial, Elite dan
Massa
Assalamualaikum Wr.Wb.
Untuk
tugas kelima ini saya akan membahas tentang pelapisan sosial, elite dan massa.
Langsung saja saya akan membahas satu per satu.
I.
PELAPISAN SOSIAL
1. Pengertian Pelapisan Sosial
Pengaruh pelapisan sosial
merupakan gejala umum yang dapat ditemukan di setiap masyarakat pada segala
zaman. Betapapun sederhananya suatu masyarakat gejala ini pasti dijumpai. Pada
sekitar 2000 tahun yang lalu, beberapa tokoh berpendapat sebagai berikut :
a.
Aristoteles
menyatakan bahwa di dalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur yaitu mereka
yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang ada di tengah-tengah.
b.
Adam
Smith membagi masyarakat ke dalam tiga kategori yaitu orang-orang yang hidup
dari penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dari keuntungan
perdagangan.
c.
Thorstein
Veblen membagi masyarakat ke dalam dua golongan yang pekerja, berjuang untuk
mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai waktu luang karena
kekayaannya
Pelapisan sosial atau
stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan
para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi
sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokinbahwa pelapisan
sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya
lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada
lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata
sosial. P.J. Boumanmenggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda
disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara
hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi
kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.
2. Perbedaan Sistem Pelapisan dalam Masyarakat
Masyarakat terbentuk dari
individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang
tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari
kelompok-kelompok social. Masyarakat
dan individu adalah komplementer dapat dilihat dalam kenyataan bahwa:
a.
Manusia
dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya
b.
Individu
mempengaruhi masyarakat dan bahkan menyebabkan perubahan.
Ada beberapa pendapat menurut
para ahli mengenai strafukasi sosial diantaranya menurut Pitirin A. Sorikin
bahwa “pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam
kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat”.
Theodorson dkk berpendapat bahwa
“pelapisan masyarakat adalah jenjang status dan peranan yang relative permanen
yang terdapat dalam system social didalam hal perbedaan hak,pengaruh dan
kekuasaan”.
Masyarakat yang berstatifikasi
sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana lapiasan bawah
adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit keatas.
3. Pelapisan Sosial Ciri Tetap Kelompok Sosial
Pembagian dan pemberian
kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dari
seluruh system sosial masyarakat kuno. Didalam organisasi masyarakat
primitifpun dimana belum mengenai tulisan. Pelapisan masyarakat itu sudah ada.
Hal itu terwujud berbagai bentuk sebagai berikut:
a.
Adanya
kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan
kewajiban
b.
Adanya
kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa
c.
Adanya
pemimpin yang saling berpengaruh
d.
Adanya
orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan
hukum
e.
Adanya
pembagian kerja di dalam suku itu sendiri
f.
Adanya
pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum
4. Teori Tentang Pelapisan Sosial
Pelapisan masyarakat dibagi
menjadi beberapa kelas :
·
Kelas
atas (upper class)
·
Kelas
bawah (lower class)
·
Kelas
menengah (middle class)
·
Kelas
menengah ke bawah (lower middle class)
Beberapa teori tentang pelapisan
masyarakat dicantumkan di sini :
1) Aristoteles mengatakan bahwa di
dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu mereka yang kaya sekali,
mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
2) Prof. Dr. Selo Sumardjan dan
Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat pasti
mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai
sesuatu yang dihargai.
3) Vilfredo Pareto menyatakan bahwa
ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan
golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada
orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang
berbeda-beda.
4) Gaotano Mosoa dalam “The Ruling
Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang
berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua
kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas
kedua (jumlahnya lebih banyak).
5) Karl Mark menjelaskan terdapat
dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan
alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki
tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan jika masyarakat terbagi menjadi lapisan-lapisan social, yaitu :
a.
ukuran
kekayaan
b.
ukuran
kekuasaan
c.
ukuran
kehormatan
d.
ukuran
ilmu pengetahuan
5. Dasar-dasar Pembentukan Pelapisan Sosial
Ukuran atau kriteria yang
menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai
berikut.
a.
Ukuran
kekayaan
Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem
pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan
digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat
antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya,
cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
b.
Ukuran
kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling
besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam
masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran
kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai
orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat
mendatangkan kekayaan.
c.
Ukuran
kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran
kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan
menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran
kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya
mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepadamasyarakat, para
orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
d.
Ukuran
ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh
anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang
paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem
pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini
biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang
disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor
ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat
negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai
tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha
dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya
dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
6. Jenis Terjadinya Pelapisan Sosial
·
Terjadi
dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai
dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang – orang yang ingin
menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang
disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan sacara alamiah dengan
sendirinya (seperti takdir atau nasib). Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan
dan wewenang tumbuh dengan sendirinya.
·
Terjadi
secara disengaja
Sistem pelapisan ini memiliki
tujuan khusus karena dibuat dengan unsur kesengajaan. Biasanya ditujukan untuk
mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas
adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
II.
ELITE DAN MASSA
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam
kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut
sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang
yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi
elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya
golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam suatu kehidupan sosial
yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit, dalam kelompok
heterogen maupun homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu
golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan
mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan
golongan minoritas ini
Dalam cara pemakaiannya yang
lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur
struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi,
pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan
pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat
menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama
sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.
Golongan elite sebagai minoritas
sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain :
1) Elite menduduki posisi yang
penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
2) Faktor utama yang menentukan
kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh
kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial,
merupakan heriditer maupun pencapaian.
3) Dalam hal tanggung jawab, mereka
memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat
lain.
4) Ciri-Ciri lain yang merupakan
konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang
diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.
Ada dua kecenderungan untuk
menetukan kelompok elite di dalam masyarakat yaitu; menitik beratakan pada fungsi
sosial dan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral.
Kedua kecenderungan ini
melahirkan dua macam elite yaitu elite internal dan elite eksternal, elite
internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan
dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa.
Sedangkan elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi
berhubungan dengan problem-problema yang memperlihatkan sifat yang keras
masyarakat lain atau mas depan yang tak tentu.
Istilah “massa” dipergunakan
untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan
spotnan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd,t etapi yang secara
fundamental berbeda dengannyadalam hal-hal yang lain.
Massa diwakili oleh orang-orang
yang berperanserta dalam perilaku misal seperti mereka yang terbangkitkan
minatnya oeleh beberap peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai
tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebgai dibertakan
dalam pers atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
Ciri-ciri massa adalah :
1) Keanggotaannya berasal dari
semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai
posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tignkat kemakmuran atau
kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya
orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui
pers
2) Massa merupakan kelompok yang
anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonym
3) Sedikit interaksi atau bertukar
pengalaman antar anggota-anggotanya
III.
KESIMPULAN
Pelapisan sosial banyak kita jumpai di lingkungan kita ,
berbagai hal dalam hal apa pun pasti tak luput dari perbedaan dalam pemberian ,
kesamaan , kesetaraan , pembagian yang setimbang dengan yang lainya. Banyak masyarakat
kita yang menilai seseorang dari luarnya atau penampilannya, orang – orang yang
berpenampilan rapih, bagus, dan terlihat seperti orang kaya, maka akan lebih di
hormati.
Sulit dipungkiri kalau kita tidak menilai orang dari
penampilannya, karna orang yang berpenampilan baik pasti lebih meyakinkan kita
dibanding dengan orang yang berpenampilan tidak rapih. Tapi jaman sekarang
sebenernya sudah berbeda, banyak orang – orang jahat yang berpakaian rapih. Contoh
adalah koruptor. Berpenampilan baik, tetapi tingkah laku tidak baik, tinggal di
tempat elite, tetapi kenyataannya tindakannya tidak elite.
Jadi orang yang lebih tinggi derajatnya pasti selalu
lebih dihormati, tetapi tidak semua orang yg derajatnya lebih tinggi harus
dihormati karna tindaknnya.
IV.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar